Dalam rangka memeriahkan harlah Universitas Sebelas Maret ke-48 tahun yang jatuh pada tanggal 11 September 2024, serangkaian agenda disusun guna memeriahkan dan meramaikan hajatan satu tahun sekali tersebut. Agenda itu disusun mulai dari tingkat universitas hingga ke tingkat bawah sampai ke masing-masing prodi menggelar kegiatan untuk turut andil dalam memeriahkan agenda ulang tahun UNS ke-48. Tak ketinggalan prodi Pendidikan Sejarah menggelar acara bertajuk “Kuliah Umum Dosen Pakar Kesejarahan” yang diselenggarakan pada 20 Maret 2024. Acara tersebut mengusung tema “Sisi Lain dan Rekam Jejak Pemaknaan Pancasila dari Masa ke Masa”. Kegiatan ini diselenggarakan secara tatap muka di gedung C FKIP UNS lantai 3 ruang 301. Eka Ningtyas, S.S., M.A. dari bumi Vorstenlanden bagian Jogjakarta dihadirkan sebagai pembicara dan Dadan Adi Kurniawan, S.Pd., M.A didapuk menjadi Moderator.

Acara ini sedianya dimulai jam 09.00-12.00 WIB dan wajib dihadiri oleh mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2021. Pewajiban ini berkaitan dengan mahasiswa angkatan 2021 yang sudah menginjak semester 6 dimana mereka dituntut untuk menyiapkan rancangan skripsi dari sekarang sehingga dengan adanya kegiatan ini akan menambah wawasan dan menjadi stimulus untuk menghasilkan topik-topik menarik untuk dibahas menjadi skripsi nantinya.

Mentari pagi mulai memancarkan sinarnya tepat pada pukul 09.00 WIB di hari Rabu, 20 Maret 2024. Para mahasiswa berbondong-bondong mendatangi ruangan 301 tempat diselenggarakannya acara. Sebelum kegiatan dimulai, mahasiswa mengisi daftar hadir dan menempati bangku-bangku yang sudah disediakan sembari menunggu hadirnya sang pembicara dan moderator sebagai lakon utama dalam kegiatan ini. Kegiatan ini tepat dimulai pada jam 09.15 WIB dengan dipandu MC kondang jaya milik angkatan 2021, Ahmad Fathul Majid.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan sambutan yang disampaikan oleh ibu Dr. Sutiyah, M.Pd., M. Hum, Kepala Program Studi S1 Pendidikan Sejarah. Dalam sambutannya, Ibu Kaprodi berharap mahasiswa dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya mengenai wawasan dan pengetahuan mengenai pemahaman dari Pancasila. Karena sampai saat ini Pancasila sering dipahami itu-itu saja, jarang sekali yang membahas Pancasila dari sisi perspektif yang berbeda. Acara selanjutnya ialah penyerahan mandat jalannya Kuliah Umum dari MC kepada Moderator. Sebelum dimulai sesi penyampaian materi, Moderator mengajak para hadirin untuk melakukan “pemanasan” pikiran dan jiwa raga agar siap menerima materi yang akan disampaian.

Setelah dirasa sudah cukup “panas”, maka sesi selanjutnya ialah penyampaian materi tentang “Sisi Lain dan Rekam Jejak Pemaknaan Pancasila dari Masa ke Masa” yang disampaikan oleh Eka Ningtyas, S.S, M.A. Sedikit perkenalan, Eka Ningtyas merupakan dosen di Program Studi Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta dan saat ini sedang ngangsu kawruh program doktoral di INALCO, Paris, Perancis. Sesi penyampaian materi oleh Moderator diberikan waktu 40-60 menit. Materi yang disampaikan sangat renyah dan berbobot karena mengusung sisi perspektif lain pemaknaan Pancasila yang selama ini jarang diketahui oleh khalayak umum. Seperti mendongeng cerita sebelum tidur, Narasumber menjelaskan dengan penuh enthusiastic sehingga para mahasiswa seperti tersihir dan menikmati materi yang disajikan. Saking nikmatnya menjelaskan dan mendengarkan materi, tak terasa waktu 60 menit berlalu sangat cepat, mau tidak mau sesi penjabaran materi disudahi. Seperti roti tawar tanpa meses, maka tak lengkap jika setelah penyampaian materi tak dibarengi dengan diskusi.

Pada diskusi kali ini, Moderator memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk “menggoda” Narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan agar diskusi kali ini berjalan menarik lan asyik. Dibukalah dua termin dengan masing-masing berisi tiga pertanyaan dengan total ada enam pertanyaan. Mahasiswa dengan penuh semangat saling silih berganti mencecar pertanyaan “menggoda” kepada Narasumber.

Sang Narasumber menanggapi pertanyaan-pertanyaan tadi dengan antusias, sehingga sesi diskusi berjalan dengan menarik dan tidak spaneng. Rata-rata pertanyaan dilontarkan dari materi yang sudah dipaparkan sebelumnya, hanya ada satu atau dua pertanyaan yang di luar materi namun masih beririsan dengan materi yang disampaikan.

Akhirnya serangkaian Kuliah Umum Dosen Pakar Kesejarahan selesai dilangsungkan dengan ditutup dengan kegiatan foto bersama. Harapanya kegiatan ini dapat memberikan insight baru mengenai pemaknaan Pancasila yang dari masa ke masa mengalami perubahan dalam memahami isi dari Pancasila. Mahasiswa juga dapat menganalisa jika Pancasila dapat dilihat dari perspektif lain tidak hanya dari sisi “kesejarahannya” saja. Ini dapat menjadi modal berharga karena sebagai calon guru, ilmu dan pengetahuan seperti ini dapat memperkaya bahan ajar yang dapat disampaikan kepada anak didik mereka di sekolah-sekolahan nanti.

Oleh:

Nasta Ayundra Oktavian Mahardi (2021)

Komentar