
Menjadi seorang guru, apalagi guru sejarah tentulah memiliki tantangannya tersendiri. Apalagi di era gempuran teknologi modern dengan siswa-siswa yang dijuluki sebagai Gen Z. Memiliki keterampilan dan metode mengajar yang unik, menarik, kreatif serta bervariatif haruslah dimiliki oleh seroang guru sejarah agar siswa tidak bosan dan mendapatkan pembelajaran yang bermakna bagi masa depan mereka. Sehingga, praktik mengajar tentu sangat diperlukan untuk mengasah kemampuan mahasiswa-mahasiswa calon guru sebelum terjun langsung ke lapangan.
Praktik mengajar tidak melulu identik dengan suasana yang menegangkan dan menakutkan, tapi juga bisa dilakukan dengan menyenangkan namun tidak menghilangkan esensi dari praktik itu sendiri. Mahasiswa dapat mempraktikkan aspek-aspek mengajar dan tidak melupakannya begitu saja ketika praktik tersebut telah usai adalah poin yang harus perhatikan. Perlu adanya sebuah terobosan yang dapat memberikan kenangan atau sebuah pedoman sederhana bagi mahasiswa agar tidak begitu saja melupakan apa yang telah mereka praktikkan dan dapat berguna ketika mereka terjun langsung ke lapangan nantinya. Inilah yang coba dilakukan oleh salah satu dosen di prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNS, Dadan Adi Kurniawan, S.Pd., M.A., dalam mata kuliah Micro Teaching pada Semester Genap Februari – Juli 2023 (Untuk semester 4/Angkatan 2021).
Dalam mata kuliah yang Dadan ampu ini, selain mendapatkan ilmu tentang cara mengajar dan mempraktikkannya, mahasiswa juga diberikan tugas akhir untuk menyusun sebuah buku saku yang beliau sebut dengan “Buku Sakti Micro Teaching”. Buku ini berisi semua aspek keterampilan yang telah didapatkan dan dipraktikkan oleh mahasiswa sebelumnya agar mahasiswa tidak begitu saja melupakan apa yang telah dipelajari dan dipraktikkan. Buku ini juga difungsikan sebagai pegangan bagi para mahasiswa ketika nanti PLP (Pengenalan Lapagan Persekolahan) atau bahakan ketika sudah menjadi seorang guru.
Beliau menekankan pada setiap mahasiswanya agar memiliki metode mengajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya untuk dipraktikkan secara bergantian. Hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki metode mengajar yang bervariasi yang nantinya dapat dipraktikkan secara langsung ketika menempuh PLP (Pengenalan Lapagan Persekolahan). Dalam mata kuliah yang ditempuh mahasiswa dalam 2 sks ini, tiap-tiap mahasiswa harus menguasai keterampilan-keterampilan mengajar, seperti membuka pembelajaran, menyampaikan apersepsi, mengkondisikan kelas, menutup sebuah pembelajaran, hingga mengaplikasikan ice breaking. Beliau juga meminta tiap-tiap mahasiswa membuat ice breaking yang kemudian dipraktikkan di kelas dan membuat suasana kelas menjadi semakin hidup dan menyenangkan.
Dengan adanya buku saku yang telah di tulis oleh masing-masing mahasiswa, diharapkan mahasiswa tidak melupakan apa yang telah mereka peragakan saat ber-acting sebagai seorang guru namun tetap mereka aplikasikan ketika mereka benar-benar menjadi seorang guru nantinya. Menurut salah satu mahasiswa, “Pembelajaran micro teaching ini sangat membantu mahasiswa, khususnya saya agar nantinya lebih siap untuk terjun ke lapangan untuk mengajar dengan berbekal teori dan praktik yang saya dapatkan di pembelajaran micro teaching yang di ampu oleh Dadan Adi Kurniawan. Adanya buku sakti sebagai tugas akhir mata kuliah ini sangat berguna bagi mahasiswa, karena pokok-pokok materi yang sudah didapatkan masih bisa diingat sampai kapanpun karena outputnya dalam bentuk buku yang memudahkan dibawa kemana-mana bahkan saat mahasiswa nanti sudah terjun langsung ke lapangan.” Berikut beberapa potret Buku Sakti Micro Teaching sebagai luaran mata kuliah.
Oleh: Syaffrina Fadhilatul (2021)