Mata Kuliah Sejarah dan Kajian Kepariwisataan merupakan mata kuliah prodi S1 Pendidikan Sejarah yang didapatkan pada Semester 3. Mata kuliah ini diampu oleh Dosen Prodi Pendidikan Sejarah, yakni Prof. Dr. Akhmad Arif Musadad M.Pd dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini dilakukan untuk mempelajari mengenai kajian pariwisata lokal yang ada di sekitar Kota Surakarta. Mata Kuliah dengan bobot 2 sks ini, memiliki sebuah project akhir yang berupa laporan kunjungan kepariwisataan yang dijadikan sebagai tugas UAS. Penugasan akhir ini merupakan project individu dengan tujuan terjun langsung ke lapangan untuk mengidentifikasi, observasi, dan wawancara terhadap pengelola wisata yang dituju. Disana nantinya mahasiswa akan mengkaji perkembangan, tantangan, dan pengelolaan wisata yang ada.

Tugas mengunjungi wisata daerah disambut antusias dari mahasiswa angkatan 2021 dengan beragam tujuan destinasi wisata. Terdapat beberapa kunjungan ke wisata museum, seperti: Museum Keris, Monumen Pers, Museum Radya Pustaka, dll. Kunjungan juga ke tempat berupa situs dan candi, seperti: Situs Sangiran, Candi Ijo, Candi Cetho, dan Candi Sukuh. Kunjungan juga berupa wisata alam yang menyenangkan seperti: Bukit Mongkrang, Tawangmangu, dan Kemuning. Variasi kunjungan yang beragam dan merupakan tugas individu menjadikan banyak pembelajaran yang didapat dari mahasiswa.

Rendra, salah satu mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2021 melakukan kunjungan ke objek wisata Candi Ijo yang berlamat di Jalan Candi Ijo, Nglengkong, Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kunjungan ke Candi Ijo, beliau mewawancarai pengunjung yang datang dan melakukan observasi objek wisata Candi Ijo. Wawancara dilakuan dengan snowball sampling baik dari pengunjung, warga sekitar, dan pengelola Candi Ijo guna mendapatkan data dalam proses penyusunan laporan kunjungan wisata. Daftar pertanyaan yang ditanyakan berupa sejarah dan perkembangan Objek Wisata Candi Ijo, Pengelolaan Candi ijo, dan Perawatan Objek Wisata Candi Ijo. Candi Ijo sendiri merupakan Candi yang letaknya tertinggi di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perkembangannya terdapat beberapa objek yang belum bisa di rekonstruksi ulang, dan setiap hari senin Candi Ijo tutup untuk perawatan Candi.

Pengunjung Candi Ijo cukup ramai karena objek wisata ini berdekatan dengan Candi Prambanan dan Tebing Breksi yang sudah familiar di kalangan masyarakat. Candi Ijo sendiri dikenai tarif masuk sebeesar Rp 7.500,00 bagi wisatawan lokal dan Rp 10.000,00 bagi wisatawan asing. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran wisata lokal/daerah yang dikaji dalam bentuk laporan penelitian untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah dan Kajian Kepariwisataan. Tugas Mata Kuliah Sejarah dan Kajian Kepariwisataan yang berbasis kunjungan merupakan tugas yang variatif karena kegiatan perkuliahan tidak hanya monoton di kelas dan teori saja, melainkan juga ikut terjun ke lapangan.

 

Penulis: Rendra Rizky Yulianto (2021)

Komentar