Views: 70

Views: 70

Oleh: Mutiara Lestari (Siswi SMA Negeri Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah)

*Artikel ini merupakan karya tulis peraih Juara 3 dalam “Lomba Esai Siswa Tingkat Nasional” yang diselenggarakan oleh HMP Ganesha Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tanggal 21 Mei 2025.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan pilar utama dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul. Untuk mendukung Pilar 1 Indonesia Emas 2045 yaitu pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi, pemerintah berupaya meratakan mutu dan akses pendidikan secara nasional. Langkah ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas serta menjamin pembelajaran sepanjang hayat. Pemerataan pendidikan bermutu menjadi kunci dalam menyiapkan generasi yang kompeten dan berdaya saing global.

Berdasarkan data BBPMP Jawa Tengah, mutu pendidikan di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan tren peningkatan di berbagai aspek sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Persentase penduduk yang menyelesaikan pendidikan setingkat SMA/sederajat tercatat paling tinggi, mendekati angka 35%. Sebaliknya, proporsi penduduk yang menamatkan pendidikan tinggi masih relatif rendah. Selain itu, masih terdapat sebagian kecil penduduk yang tidak atau belum pernah bersekolah serta yang tidak menyelesaikan jenjang SD.

Pada tingkat pendidikan dasar, indeks mengalami kenaikan dari 61,82 pada tahun 2022 menjadi 81,56 pada tahun 2024. Sementara itu, pada tingkat pendidikan menengah, terjadi peningkatan dari 59,06 menjadi 72,71 pada periode yang sama. Pertumbuhan jumlah satuan PAUD berakreditasi di Jawa Tengah, dari 13.051 sekolah pada tahun 2023 menjadi 15.793 sekolah pada tahun 2024. Meskipun angka partisipasi pendidikan menengah cukup baik, pemerataan akses ke pendidikan tinggi masih menjadi tantangan. Keterbatasan sarana dan prasarana pada satuan pendidikan dan lembaga pendidikan masyarakat (Dikmas), menjadi faktor penghambat signifikan dalam mendukung kelancaran proses pembelajaran. Kemendikdasmen berkomitmen kuat terhadap penguatan kualitas pendidikan sejak usia dini, yang menjadi landasan utama bagi keberhasilan pendidikan di jenjang berikutnya. Namun, terdapat berbagai kendala dalam upaya penguatan kualitas pendidikan seperti kerja sama antara dinas pendidikan dan mitra pembangunan dalam peningkatan mutu pada jenjang pendidikan masyarakat (Dikmas) yang masih belum berjalan secara optimal. Alokasi anggaran di daerah juga terbatas, serta pemanfaatannya yang belum sepenuhnya sesuai prioritas dalam peningkatan mutu pembelajaran, turut menjadi hambatan dalam pencapaian target pendidikan yang diharapkan.

Keterbatasan sarana dan prasarana tersebut erat kaitannya dengan tingkat pemerataan fasilitas pendidikan di Provinsi Jawa Tengah maupun di Indonesia secara umum. Meskipun telah terjadi peningkatan dalam pengadaan dan perbaikan fasilitas pendidikan, distribusinya masih belum merata, khususnya di daerah terpencil dan kawasan dengan tingkat perkembangan ekonomi yang rendah. Kondisi ini menyebabkan ketimpangan dalam kualitas pembelajaran, sehingga percepatan pemerataan sarana dan prasarana pendidikan menjadi langkah penting untuk mendorong tercapainya mutu pendidikan yang lebih merata dan berkeadilan.

Pada tahun 2024, Kemendikdasmen mencatat adanya kemajuan yang signifikan dalam tiga aspek utama yaitu akses pendidikan, kualitas pendidikan, dan lingkungan belajar. Sebanyak 53,32 juta peserta didik telah menerima layanan pendidikan di 448.367 satuan pendidikan. Angka partisipasi pendidikan juga mengalami peningkatan signifikan menjadi 96,17% pada 2024 dan 96,10% pada tahun sebelumnya. Untuk tahun 2025, Kemendikdasmen memprioritaskan untuk tetap berkomitmen meningkatkan literasi anak-anak indonesia, akses pendidikan melalui wajib belajar 13 tahun, penguatan pendidikan karakter, dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Agar tren peningkatan aspek pendidikan di Indonesia tetap terjaga, pemerintah perlu mendorong inovasi dalam pemanfaatan teknologi. Hal ini penting mengingat Generasi Z dan Generasi Alpha merupakan generasi yang memiliki literasi teknologi tinggi.

Dalam konteks tersebut, inovasi penerapan teknologi audio-visual seperti AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) dalam pembelajaran sejarah menawarkan solusi inovatif. Sejarah merupakan bagian fundamental dalam membentuk karakter, identitas nasional, dan kesadaran budaya anak sejak usia dini. Oleh karena itu, penguatan pembelajaran sejarah sejak dini sangat penting untuk menjaga kelestarian nilai-nilai sejarah bangsa. Perkembangan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) membuka peluang besar dalam pendidikan dengan menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan imersif. AR menggabungkan objek dua atau tiga dimensi ke dalam lingkungan nyata, sementara VR menciptakan lingkungan virtual yang dapat berinteraksi dan menciptakan pengalaman yang terasa seperti berada di dunia nyata.

Melalui pemanfaatan teknologi AR, materi sejarah dapat disajikan secara lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami, khususnya untuk anak-anak di jenjang PAUD dan pendidikan dasar. Dengan teknologi ini, peserta didik dapat berinteraksi dengan visualisasi tokoh-tokoh sejarah, peristiwa penting, serta peta budaya Nusantara secara langsung melalui perangkat digital, menjadikan proses belajar lebih hidup dan menyenangkan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan minat belajar sejarah, tetapi juga membantu mengatasi keterbatasan media pembelajaran konvensional, memperkaya pengalaman belajar, dan mendukung pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah, termasuk daerah dengan keterbatasan akses.

Integrasi teknologi AR dalam pembelajaran sejarah menjadi salah satu strategi efektif untuk memperkuat pendidikan karakter sejak dini, mempercepat pemerataan kualitas pendidikan, dan memastikan pelestarian sejarah nasional bagi generasi masa depan. Wahyuanto (2024) mendukung penggunaan AR dalam pembelajaran, karena dapat mengubah pembelajaran yang cenderung fokus pada penyerapan informasi yang pasif menjadi lebih aktif berbasis eksplorasi. Terutama, dalam pembelajaran sejarah penerapan AR dan VR menjadi solusi efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Implementasi teknologi AR dalam pembelajaran sejarah memberikan akses kepada pelajar untuk berinteraksi dengan visualisasi 3D tokoh, bangunan, dan peristiwa bersejarah. Misalnya, ketika siswa memindai gambar Candi Borobudur, akan muncul 3D candi dengan narasi sejarahnya. Sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih nyata dan memperkuat daya ingat terhadap peristiwa sejarah. Dengan adanya inovasi AR dalam pembelajaran sejarah akan membuka kesempatan baru untuk menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan efektif.

Inovasi digital AR diharapkan dapat memberikan manfaat, dimanapun dan kapanpun setiap generasi muda dapat belajar sejarah. Selain itu, kebutuhan siswa untuk mempelajari sejarah dengan cara yang lebih kreatif dan menarik semakin mendesak, terutama di era Revolusi Industri 4.0. Kondisi ini menjadi penghalang dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas, yang mengharuskan generasi mendatang untuk memiliki keterampilan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Pembelajaran sejarah sering menghadapi tantangan seperti konsep yang kompleks, kurangnya minat belajar siswa, dan kesulitan dalam memvisualisasikan fenomena sejarah yang abstrak. Akibatnya, banyak siswa lebih memilih menghafal daripada memahami konsep sejarah secara mendalam, meskipun sejarah adalah bidang yang sangat menarik untuk dipelajari. Untuk itu, diperlukan inovasi dalam media pembelajaran yang dapat membuat proses belajar lebih interaktif, memperkuat pemahaman konsep, serta meningkatkan motivasi dan minat siswa. Kartu AR ZanaRA (Zaman dalam Reality Augmented) hadir sebagai solusi, menawarkan pembelajaran sejarah yang imersif dan interaktif melalui visualisasi 3D, sehingga pembelajaran sejarah tidak terasa membosankan dan materi yang disajikan dapat lebih menarik.

 

PEMBAHASAN

ZanaRA merupakan kartu yang memanfaatkan teknologi berbasis AR (augmented reality) untuk memperkenalkan sejarah Indonesia melalui aplikasi Assemblr Edu. Pengguna dapat mengakses konten yang menampilkan tokoh, bangunan, dan peristiwa sejarah dari seluruh Indonesia secara interaktif. ZanaRA memiliki beberapa fitur utama:

  1. Kartu AR yang menampilkan tokoh, bangunan, atau peristiwa
  1. Pengguna dapat berinteraksi dengan konten sejarah melalui visualisasi
  2. Memberikan pengalaman pembelajaran yang imersif, memungkinkan eksplorasi sejarah secara lebih mendalam.

Inovasi ZanaRA memberikan solusi untuk siswa, guru, dan sekolah dalam mengoptimalkan pembelajaran sejarah. Sekolah yang terbatas dalam mengunjungi situs sejarah atau menyajikan materi secara langsung dapat memanfaatkan ZanaRA, yang lebih hemat biaya dan efisien dibandingkan dengan perjalanan ke tempat bersejarah. ZanaRA memungkinkan siswa untuk belajar sejarah Indonesia dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan efektif.

1. Bentuk Kartu

Kartu AR ZanaRA memiliki bentuk sederhana dan praktis, dengan ukuran standar 9 cm x 6 cm, yang memudahkan siswa untuk menyimpannya di dalam dompet atau tas sekolah. Pada bagian depan kartu, terdapat gambar tokoh, bangunan, atau peristiwa sejarah yang relevan, serta kode QR yang terletak di bagian belakang kartu. Kode QR ini memungkinkan pengguna untuk memindai dan mengakses konten interaktif melalui aplikasi Assemblr Edu di perangkat telepon genggam.

Kartu ini dirancang dengan tampilan 2D dan 3D, yang memungkinkan gambar pada kartu untuk bergerak dan memberikan pengalaman lebih dinamis. Desain kartu ini dibuat tahan lama, menggunakan bahan yang kuat untuk memastikan kartu dapat bertahan lama meskipun sering digunakan.

2. Desain 2D dan 3D Kartu

Pemilihan karakter RA Kartini sebagai sampel untuk desain 2D dan 3D dari kartu ZanaRA terinspirasi dari semangat juang tokoh untuk mengangkat derajat perempuan, tapi sayangnya banyak teman-teman yang masih belum mengetahui kisah hebatnya. Oleh sebab itu, dengan adanya visualisasi kreatif mengenai tokoh bersejarah dan pertanyaan-pertanyaan pemantik diharapkan dapat menambah literasi sejarah teman-teman. Ketika memindai kartu RA Kartini, pengguna akan dapat melihat figur RA Kartini secara 3D dan kuis-kuis singkat yang menambah wawasan. Pengembangan lain seperti menambahkan audio tokoh atau peristiwa sejarah dan video singkat perjuangan tokoh atau peristiwa sejara. Untuk 3D bangunan bersejarah dapat ditambahkan gaya arsitektur, asal-usul, dan 5W+1H mengenai bangunan tersebut. Setelah itu, pengguna dapat mengikuti kuis terkait dengan perjuangan tokoh atau topik sejarah lainnya untuk menguji pemahaman mereka.

Kartu AR ZanaRA juga memungkinkan pengguna untuk menjelajahi sejarah Indonesia secara lebih luas melalui peta interaktif. Pengguna dapat mengeksplorasi berbagai peristiwa sejarah di seluruh Indonesia, melihat lokasi- lokasi penting dalam sejarah dengan visual yang dinamis, dan belajar lebih banyak tentang peran penting yang dimainkan oleh tokoh-tokoh sejarah di setiap daerah.

3. Langkah-langkah Penggunaan Kartu AR

Penggunaan kartu AR dalam pembelajaran harus didukung dengan adanya aplikasi Assemblr Edu, berikut langkah-langkah yang dapat diikuti oleh pengguna.

a. Unduh Aplikasi

Buka toko aplikasi di perangkat Anda (Play Store atau App Store), lalu cari dan unduh aplikasi “Assemblr Edu”.

b. Pasang dan Buka Aplikasi

Setelah selesai mengunduh, pasang aplikasi dan buka aplikasi “Assemblr Edu” di perangkat Anda.

c. Pilih Menu Scan

Pada halaman utama aplikasi, pilih opsi “Scan” untuk mulai memindai kartu.

d. Siapkan Kartu AR

Ambil kartu AR yang telah tersedia. Pastikan kartu dalam kondisi bersih dan kode QR dapat terlihat jelas.

e. Pindai Kode QR

Arahkan kamera perangkat ke kode QR yang terletak di bagian belakang kartu hingga kode berhasil terdeteksi.

f. Tampilkan Animasi

Setelah kode QR terbaca, animasi 2D atau 3D akan muncul di layar. Pastikan perangkat tetap stabil untuk pengalaman terbaik.

g. Interaksi dengan Animasi

Nikmati fitur interaktif yang tersedia, seperti menjawab kuis.

4. Pengujian Konten dan Kualitas

Uji Desain dan Konten 3D

  1. Uji Coba Visualisasi 3D: Pastikan model 3D yang ditampilkan jelas, bergerak dengan lancar, dan dapat dipahami oleh siswa.
  2. Uji Pengalaman Pengguna (UX): Uji kemudahan dalam menggunakan aplikasi, pastikan siswa dapat dengan mudah memindai kartu dan mengakses konten AR dengan sedikit atau tanpa bantuan.
  3. Uji Interaktivitas: Pastikan fitur interaktif mengikuti kuis berfungsi dengan baik tanpa gangguan teknis.

Penggunaan Aplikasi Assemblr Edu

  1. Uji aplikasi untuk memastikan bahwa ia berjalan dengan baik di berbagai perangkat (smartphone dan tablet), dengan pemrosesan yang cepat dan
  2. Uji aplikasi pada berbagai jenis perangkat, memastikan bahwa aplikasi kompatibel dengan berbagai model ponsel dan sistem operasi (iOS, Android).

Uji Validasi Edukasi

  1. Melakukan survei kepada siswa dan guru mengenai pemahaman sejarah setelah menggunakan kartu AR.
  1. Uji kartu AR dapat membantu siswa atau tidak mengingat informasi sejarah dengan lebih baik dibandingkan metode pembelajaran tradisional (misalnya menghafal teks buku).

5. Penyebaran

Melakukan kemitraan dengan instasi pendidikan dan penyebarluasan melalui platform digital.

6. Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan utama dari ZanaRA terletak pada cara inovatifnya dalam menghadirkan pembelajaran sejarah. Tidak hanya memberikan informasi secara teks atau gambar statis, kartu ini mengajak pengguna untuk terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Pengguna dapat berinteraksi dengan tokoh-tokoh sejarah, membuat pilihan, dan mendalami cerita melalui format yang menyenangkan. Proses ini dapat meningkatkan pemahaman dan memperkuat daya ingat terhadap peristiwa sejarah dengan cara yang lebih menyenangkan dibandingkan metode konvensional.

ZanaRA menggunakan format 2D yang digunakan pada awal pengembangan. Keputusan ini memungkinkan pengembangan yang lebih sederhana, lebih cepat, dan dengan biaya produksi yang lebih rendah. Meskipun demikian, ZanaRa juga memiliki potensi untuk berkembang ke model tiga dimensi (3D) yang lebih realistis dan dinamis di masa depan, memberikan pengalaman AR yang lebih mendalam dan menantang. Kartu ini bisa menjadi alat pembelajaran yang fleksibel, dapat digunakan di sekolah-sekolah, rumah, atau bahkan sebagai koleksi pribadi bagi para penggemar sejarah.

Namun, di balik potensi besarnya, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangan ZanaRA. Seperti konten yang ditawarkan harus menarik, edukatif, dan akurat. Pembuatan kuis dan narasi yang mendalam tentang sejarah Indonesia membutuhkan riset yang cermat dan perhatian terhadap detail. Aksesibilitas juga menjadi isu yang perlu diperhatikan. Tidak semua pengguna memiliki perangkat yang mendukung teknologi AR dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa aplikasi Assemblr Edu yang digunakan dapat berfungsi pada berbagai jenis perangkat dengan spesifikasi yang bervariasi. Hal ini akan mempermudah distribusi ZanaRA ke masyarakat luas, termasuk sekolah-sekolah dengan anggaran terbatas.

ZanaRA memiliki banyak peluang untuk pengembangan. Salah satunya adalah penambahan fitur animasi tiga dimensi yang memungkinkan karakter sejarah bergerak dan berbicara. Narasi audio juga dapat ditambahkan untuk memberikan dimensi lebih pada cerita sejarah. Mini-game bertema sejarah bisa menjadi elemen tambahan yang membuat pembelajaran lebih interaktif. Kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan atau penerbit buku sejarah akan memperluas jangkauan ZanaRA sebagai alat bantu pembelajaran yang efektif. Selain itu, pengembangan edisi bertema, seperti “Pahlawan Nasional” atau “Peristiwa Kemerdekaan,” akan menciptakan variasi yang menarik bagi pengguna.

ZanaRA adalah solusi edukasi yang menggabungkan teknologi dengan tradisi pembelajaran sejarah. Dengan perencanaan yang matang, pengembangan yang berkelanjutan, dan perhatian pada kualitas konten, ZanaRA dapat menjadi alat yang efektif dalam mengedukasi generasi muda mengenai sejarah bangsa dengan cara yang inovatif dan menyenangkan.

7. Evaluasi

Melakukan perbaikan dari hasil uji konten dan kualitas serta menambahkan fitur-fitur pada kartu yang dapat membantu pembelajaran agar lebih interaktif seperti menambah audio ataupun video singkat.

KESIMPULAN

ZanaRA, sebagai inovasi pembelajaran berbasis teknologi Augmented Reality (AR), menawarkan solusi efektif untuk mengatasi tantangan dalam pembelajaran sejarah di Indonesia. Dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045, di mana pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi menjadi pilar utama, ZanaRA memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Teknologi AR memungkinkan pembelajaran yang lebih interaktif, menyenangkan, dan imersif, yang dapat merubah cara siswa memahami sejarah Indonesia secara lebih mendalam. Salah satu keunggulan utama ZanaRa adalah kemampuannya untuk menghidupkan materi sejarah melalui visualisasi 3D tokoh-tokoh, bangunan, dan peristiwa bersejarah. Melalui kartu AR yang praktis dan mudah diakses, pengguna dapat berinteraksi dengan tokoh sejarah. Fitur interaktif seperti kuis yang menguji pemahaman siswa, memungkinkan penguatan daya ingat dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa sejarah.

ZanaRA juga memiliki potensi besar dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan merata, terutama bagi siswa di daerah yang memiliki keterbatasan sarana pendidikan. Penggunaan teknologi AR memungkinkan pembelajaran sejarah dilakukan kapan saja dan di mana saja, bahkan tanpa harus mengunjungi situs-situs sejarah secara langsung. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meratakan akses pendidikan yang berkualitas di seluruh Indonesia, serta mendorong pengembangan literasi teknologi di kalangan generasi muda. Kartu AR ZanaRA harus mencapai tujuan edukatif yang optimal, kualitas konten harus terus ditingkatkan agar akurat, menarik, dan mendalam. Penyempurnaan dalam animasi 3D, narasi audio, dan penambahan fitur mini-game bertema sejarah akan semakin memperkaya pengalaman belajar bagi siswa.

ZanaRA memiliki prospek yang sangat baik untuk terus berkembang. Dengan perhatian yang tepat pada kualitas konten, pengembangan, dan kemudahan aksesibilitas, ZanaRA dapat menjadi alat bantu pembelajaran yang efektif dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki keterampilan adaptif terhadap teknologi. Selain itu, ZanaRA dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dalam mengedukasi siswa mengenai sejarah Indonesia, mengembangkan minat belajar mereka, dan membantu menciptakan generasi yang lebih kompeten dan berdaya saing global, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia. ZanaRa bukan hanya sebuah inovasi dalam pendidikan sejarah, tetapi juga merupakan upaya untuk menciptakan metode pembelajaran yang lebih kreatif, inklusif, dan interaktif dalam mendukung pendidikan yang berkualitas dan merata di Indonesia.

 

Daftar Pustaka

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDM PPM) Provinsi Sumatera Utara. (n.d.). Diakses dari https://bpmpprovsumut.kemdikbud.go.id/

Nahdlatul Ulama. (n.d.). Diakses dari https://www.nu.or.id Aku Digital. (n.d.). Diakses dari https://akudigital.com

Warta Ekonomi. (n.d.). Diakses dari https://wartaekonomi.co.id My Sharing. (n.d.). Diakses dari https://mysharing.co

Course Hero. (n.d.). Diakses dari https://www.coursehero.com

Digital Library Universitas Sebelas Maret. (n.d.). Diakses dari https://digilib.uns.ac.id

Neliti. (n.d.). Diakses dari https://media.neliti.com

Badan Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. (2024). Kinerja BBPMP Provinsi Jawa Tengah 2024: Capaian Gemilang, Target Terlampaui. Diakses dari https://bbpmpjateng.dikdasmen.go.id/kinerja-bbpmp-provinsi-jawa- tengah-2024-capaian-gemilang-target-terlampaui/

Komentar