Pendidikan nilai karakter adalah proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan dan penguatan nilai-nilai moral, etika, dan sikap positif pada individu. Tujuan utama dari pendidikan ini adalah membentuk karakter siswa agar mereka menjadi individu yang berintegritas, bertanggung jawab, empati, dan mampu membuat keputusan yang etis. Pendidikan nilai karakter tidak hanya menitikberatkan pada aspek pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan perilaku yang baik dan sikap positif yang akan mendukung individu dalam kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Dalam pendidikan nilai karakter, pengajaran tidak hanya dilakukan secara langsung melalui penyampaian materi pelajaran, tetapi juga melalui berbagai pendekatan lainnya. Salah satu pendekatan penting adalah dengan memberikan contoh atau teladan melalui perilaku yang ditunjukkan oleh guru dan orang dewasa lainnya. Teladan ini membantu siswa memahami dan meniru perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan. Selain itu, diskusi dan refleksi tentang situasi-situasi etis atau moral juga digunakan untuk membantu siswa mengevaluasi dan memahami pentingnya nilai-nilai tersebut.

Kegiatan Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah

Pada semester 6 kali ini, terdapat mata kuliah baru bernama Pendidikan Nilai Karakter dalam Pembelajaran Sejarah. Mata kuliah ini diampu oleh Dr. Musa Pelu, S.Pd., M.Pd. Mata kuliah ini juga baru diajarkan dalam struktur kurikulum baru milik prodi Pendidikan Sejarah. Dalam pembelajaran sejarah, materi pendidikan nilai karakter dapat mencakup berbagai aspek yang berhubungan dengan pengetahuan sejarah dan penerapan nilai-nilai moral. Salah satu materi penting adalah pengajaran tentang tokoh-tokoh bersejarah yang menunjukkan karakter mulia, seperti integritas, keberanian, kejujuran, dan semangat kemanusiaan. Melalui studi kasus ini, siswa dapat belajar bagaimana nilai-nilai tersebut dipraktikkan dalam konteks nyata dan menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.

Selain itu, pembelajaran sejarah juga dapat mencakup analisis peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung dilema moral atau etis. Misalnya, siswa dapat diajak untuk merenungkan keputusan-keputusan kritis yang diambil oleh pemimpin-pemimpin masa lalu dalam situasi sulit, seperti perang atau krisis politik. Diskusi mengenai dilema ini dapat membantu siswa memahami kompleksitas moral dan pentingnya pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan. Materi lainnya adalah pembahasan tentang berbagai peristiwa dan gerakan yang menekankan pada nilai-nilai keadilan, kemerdekaan, dan hak asasi manusia. Pembelajaran tentang perjuangan melawan penjajahan, pergerakan kemerdekaan, dan upaya-upaya untuk mencapai kesetaraan sosial dan ekonomi dapat menanamkan pemahaman mendalam tentang pentingnya menghargai martabat setiap individu dan memperjuangkan keadilan.

Kegiatan Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah

Pendidikan nilai karakter dalam sejarah juga dapat melibatkan penelaahan terhadap kebudayaan dan tradisi yang membentuk identitas nasional dan lokal. Siswa dapat diajak untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan keberagaman telah menjadi bagian integral dari sejarah bangsa. Pemahaman ini dapat mendorong rasa bangga terhadap warisan budaya serta mendorong sikap menghargai perbedaan dan memelihara persatuan. Secara keseluruhan, materi pendidikan nilai karakter dalam pembelajaran sejarah membantu siswa tidak hanya memahami peristiwa masa lalu, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai yang dapat membimbing mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat menjadi individu yang kritis, empatik, dan berintegritas, serta mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.

Potret Guru Mengajarkan Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Sejarah

Untuk menunjang perkuliahan, oleh dosen pengampu para mahasiswa dibagi masing-masing kelompok untuk melakukan kunjungan atau observasi ke sekolah-sekolah yang tersebar di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Semua kelompok mengemban misi yang sama, yakni melihat bagaimana pendidikan nilai karakter apakah sudah terimplementasi pada pembelajaran sejarah atau belum. Jadi sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa yang sebelumnya sudah dibekali dengan pengetahuan mengenai pendidikan nilai karakter mulai menyiapkan strateginya mengenai tugas observasi ini. Mulai dari mencari sekolahan, mencari perizininan ke dinas terkait, menghubungi guru atau pihak sekolahan, menyusun pertanyaan wawancara, dan mempersiapkan jiwa raga. Tentu persiapan ini dilakukan guna menghasilkan luaran yang bermutu. Sebab tugas ini menjadi aspek penting dalam penilaian mata kuliah ini.

Contoh Laporan Observasi dan Wawancara Penugasan Mata Kuliah

Semua kelompok serempak untuk melakukan observasi di sekolahnya masing-masing. Teknik yang digunakan selain wawancara adalah mengamati langsung bagaimana pembelajaran sejarah sudah memuat pendidikan nilai karakter. Guru yang sudah menerapkan pendidikan nilai karakter dalam pembelajaran sejarah juga memiliki banyak gaya untuk menyampaikan nilai-nilai karakter di kelas. Ada yang menggunakan metode ceramah, penugasan seperti membuat poster, dan video yang diupload ke youtube. Tugas observasi ini tujuannya hanya memotret dan melihat sejauh mana pendidikan nilai karakter berjalan dalam pembelajaran sejarah. Karena sejarah seperti yang disinggung di atas, memiliki banyak nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan karakter peserta didik. Sehingga pendidikan nilai karakter mesti diterapkan di setiap sekolah tidak hanya melalui pembelajaran sejarah semata, tetapi juga dapat melalui pembelajaran mata pelajaran lainnya.

 

Penulis: Nasta Ayundra Oktavian Mahardi (Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNS Angkatan 2021)

Komentar