Oleh:
Putro Arlianto Ramadzan, Rafiq Ahmad Fauzan, Rahma Agus Mutia, Rendra Rizky Yulianto, Reza Syahfa Lefi, Ria Siska Sephiana & Rizka Amalia
(Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2021)

Jakarta, merupakan sebuah kota yang menyimpan begitu banyak sejarah bagi bangsa Indonesia. Dikenal dengan nama Batavia, menjadikannya sebagai tempat yang sangat strategis di era kolonialisme Belanda. Pada masa pemerintahan VOC, Batavia dijadikan sebagai ibu kota wilayah jajahan (Dwimatra & Sutrisno, 2022:20). Di tangan VOC, Batavia menjadi kota yang dibangun layaknya seperti kota-kota modern yang ada di Eropa khususnya Belanda. Batavia dirancang oleh pemerintah VOC menjadi pusat perdagangan di kawasan Asia (Novita & Mahmud, 1999:79). Penjajahan VOC Belanda di Indonesia berakhir pada tanggal 8 Maret 1942, setelah terjadi penandatanganan pada perjanjian Kalijati. Perjanjian tersebut sekaligus menjadi tanda usai sudah penjajahan Belanda atas wilayah Indonesia. Setelah Belanda resmi keluar dari wilayah Indonesia, Jepang kemudian datang untuk mengambil alih wilayah Indonesia. Kota Batavia diubah ketika Jepang memiliki kekuasaan penuh atas wilayah Indonesia. Batavia diganti namanya menjadi Tokubetsu Si, yang nantinya kota Batavia ini akan sangat penting dalam bidang politik, ekonomi dan kebudayaan (Lohanda dkk, 1984:43-44). Setelah Indonesia merdeka, Batavia dijadikan sebagai tempat pusatnya politik dan pemerintahan bangsa Indonesia dengan nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta. Sempat berubah nama menjadi Praj’a Jakarta pada tahun 1950, namun namanya diubah kembali menjadi Jakarta oleh Wali Kota Jakarta pada tahun 1956 (Wibawana, 2023). Sejarah kota Jakarta yang begitu panjang, dan merupakan salah satu tempat penting yang ada di Indonesia menjadikan Jakarta terpilih sebagai ibu kota negara Republik Indonesia.

Di awal kemerdekaan Indonesia, Jakarta sangat kental dengan nuansa kolonial Belanda. Bangunan yang dibangun pada masa kolonialisme Belanda masih berdiri kokoh saat Indonesia merdeka. Soekarno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia tidak ingin Jakarta dipandang sebagai ibu kota kolonial, tapi presiden Soekarno ingin Jakarta terlihat sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang kental dengan identitasnya sendiri (Susilo & Suryaningsih, 2015:66). Pada tahun 1960-an, Soekarno mulai membangun kota Jakarta dengan wajah “Indonesia” dan meninggalkan nuansa kolonial Belanda. Salah satu dari sekian banyak bangunan yang dibangun oleh Soekarno sebagai simbol negara Indonesia adalah Monumen Nasional.

Komentar