Menurut survei PISA (Program for International Student Assesment) pada 2018, tingkat literasi siswa Indonesia sangat rendah. Indonesia berada di peringkat 62 dari 70 negara; delapan peringkat dari bawah. Dari survei tersebut diperoleh data bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia berada pada skor 371, sementara rata-rata negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) meliputi Australia, Austria, Belgia, Kanasa, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, dan Yunani memiliki skor 487. Gap yang sangat jauh ini tentulah membuat Indonesia semakin tertinggal jauh dari negara-negara lainnya.

Sebagai mahasiswa apalagi bagi mahasiswa sejarah, membaca adalah sebuah kewajiban yang harus dilalukan. Tidak hanya membaca, tetapi juga memahami dan mengolah informasi yang didapatkan dari apa yang telah dibaca. Namun, kebanyakan mahasiswa zaman sekarang malas membaca dan suka mencari jawaban secara instan. Maka dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan literasi mahasiswa, salah satunya yaitu dengan mereview buku. Seperti yang dilakukan oleh Nur Fatah Abidin S. Pd., M., Pd., salah satu dosen di Pendidikan Sejarah FKIP UNS.

Dalam mata kuliah beliau, yaitu Sejarah Teknologi dan Informasi mahasiswa diminta untuk mereview buku-buku yang berkaitan dengan mata kuliah ini, namun buku yang direkomendasikan oelh beliau tersebut tidak secara eksplisit menjelaskan teknologi apa yang terdapat dalam buku tersebut, melainkan mahasiswa secara mandiri harus menemukan teknologi apa yang dijabarkan dalam buku ang direview. Maka mau tidak mau mahasiswa harus membaca buku yang telah diberikan oleh beliau. Selain menemukan teknologi yang dijabarkan, mahasiswa juga harus menjelaskan biografi singkat penulis, garis besar buku, kelebihan dan kekurangan buku, dan juga membandingkan buku tersebut dengan buku lainnya. Beliau berkata, “Membaca sebuah buku, jangan hanya isinya yang kalian baca, tapi kenali juga siapa penulisnya.” Yang lebih menarik lagi dari mata kuliah ini adalah, buku-buku yang diberikan oleh beliau merupakan buku berbahasa inggris, sehingga selain belajar sejarah teknologi, mahasiswa juga akan terbiasa dengan bahasa inggris.

Perkuliahan yang berlangsung selama 2 sks ini dilakukan dengan cara mahasiswa ditunjuk secara acak untuk mempresentasikan hasil reviewnya, kemudian mahasiswa lainnya menanggapi dengan bertanya, memberi masukan, ataupun memberi sanggahan dari apa yang telah mereka review. Selain medapatkan ilmu baru, mahasiswa akan terbiasa membaca dan buku-buku yang mereka baca bukan hanya fiksi namun juga keilmuan yang mendukung studi mahasiswa. Menurut salah satu mahasiswa, “Mereview buku sangat menyenangkan karena dengan mereview buku dapat memperluas pengetahuan dan menambah wawasan bagi saya. dengan mereview buku saya jadi mengenal banyak sekali tokoh-tokoh sejarawan dari luar maupun dalam negeri, begitu juga dengan karya-karyanya yang sangat menakjubkan.” Beberapa buku yang telah direview oleh mahasiswa seperti: Daniel R. Headrick, Technology: A World History; Anthony Reid, Southeast Asia In The Age Of commerce Vol 1 dan 2; Denys Lombard, Nusa Jawa: Silang Budaya.

Oleh: Syaffrina Fadhilatul (2021)

Komentar