In academia, A learning method that combines theory with field practice is one of the effective ways to deepen students' understanding. Salah satu contoh nyata dari metode ini dapat ditemukan dalam Mata Kuliah Museologi dan Kearsipan yang diampu oleh Bapak Dadan Adi Kurniawan, S.Pd., M.A.. Mata kuliah ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia arsip, sebuah pengalaman yang tidak hanya berkesan tetapi juga memberikan wawasan berharga yang berguna untuk masa yang akan datang.

Pembelajaran dimulai dengan eksplorasi arsip online. Pada awal perkuliahan, mahasiswa diperkenalkan dengan berbagai portal arsip online seperti Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang menyediakan berbagai sumber seperti Naskah Sumber, Pameran Virtual, dan Majalah Arsip. Moreover, mahasiswa juga didorong untuk mengeksplorasi portal arsip Belanda seperti KITLV Universitas Leiden, The Memory Delpher, dan Delpher. Penugasan ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada sumber-sumber arsip yang dapat diakses secara digital, memperluas wawasan mereka mengenai jenis-jenis arsip yang tersedia, serta meningkatkan keterampilan dalam mencari dan menilai arsip.

Moreover, mahasiswa ditugaskan untuk menelusuri dan mengumpulkan 15 arsip dari Koleksi ANRI. Setiap arsip yang dikumpulkan harus menyertakan foto atau screenshot arsip, keterangan singkat mengenai arsip tersebut, dan informasi sumber arsip seperti koleksi mana dan nomornya. Mahasiswa dilarang mengumpulkan arsip sketsa atau ilustrasi, tetapi harus fokus pada arsip foto yang menampilkan potret kehidupan masa lampau secara nyata. Ini merupakan langkah penting untuk memahami sejarah dengan visual yang autentik.

Tidak hanya dari ANRI, mahasiswa juga harus mengumpulkan 15 arsip dari sumber-sumber Belanda. Setiap arsip yang dikumpulkan juga harus dilengkapi dengan foto atau screenshot arsip, keterangan singkat, sumber arsip, dan sumber link online yang mengarah langsung ke laman arsip tersebut. Portal arsip Belanda seperti KITLV Universitas Leiden, The Memory Delpher, dan Delpher menjadi rujukan utama dalam penugasan ini. Melalui tugas ini, mahasiswa diajak untuk membandingkan dan menganalisis arsip dari dua perspektif yang berbeda, yaitu Indonesia dan Belanda, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai sejarah.

Setelah memahami cara mencari arsip secara online, mahasiswa kemudian diarahkan untuk mencari arsip secara langsung di Reksopustoko, Mangkunegaran. Pencarian ini dilakukan pada pertemuan ke-12 dan ke-13, memberikan mahasiswa kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan arsip fisik yang kaya akan sejarah. Tugas ini bersifat individu, sehingga setiap mahasiswa bertanggung jawab untuk menemukan dan menganalisis arsip yang mereka pilih.

Setiap arsip yang ditemukan oleh mahasiswa harus dideskripsikan dalam bentuk laporan tertulis. Arsip yang ditemukan, baik berupa foto, picture, map, atau tulisan, harus discan dan dideskripsikan dalam 5 until 8 paragraf. Deskripsi ini meliputi konteks sejarah, relevansi arsip, serta analisis mendalam mengenai isi arsip. Laporan ini tidak hanya menjadi bukti bahwa mahasiswa telah menemukan arsip, tetapi juga menunjukkan kemampuan mereka dalam menganalisis dan menginterpretasi informasi dari arsip tersebut.

Untuk memastikan keaslian pencarian, mahasiswa juga diwajibkan menyertakan bukti kunjungan berupa foto di Reksopustoko, dengan menunjukkan wajah mereka bersama arsip yang ditemukan. Foto ini menjadi bagian dari laporan mereka dan menunjukkan keterlibatan mereka secara langsung dalam proses pencarian arsip.

Salah satu aspek menarik dari mata kuliah ini adalah presentasi hasil pencarian arsip yang dilakukan secara sampling. Mahasiswa yang dipilih secara acak melalui permainantepuk tangandan spin wheel akan mempresentasikan arsip yang mereka temukan di depan kelas. Presentasi ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berbagi temuan mereka dengan teman-teman sekelas, tetapi juga melatih kemampuan mereka dalam menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat.

Through this activity, mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam proses pencarian arsip, sebuah keterampilan yang sangat berharga dalam dunia akademik dan profesional. Dengan bimbingan Bapak Dadan Adi Kurniawan, mereka tidak hanya belajar tentang teori kearsipan dan museologi, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam situasi dunia nyata.

Penugasan ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus selalu berada dalam ruang kelas; melalui metode yang inovatif dan interaktif, mahasiswa dapat merasakan langsung bagaimana teori yang dipelajari dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mata kuliah Museologi dan Kearsipan ini menjadi salah satu contoh bagaimana pengajaran yang variatif dan praktis dapat memberikan manfaat yang lebih mendalam dan bertahan lama bagi mahasiswa.

Writer: Alifah Diah Wijaya Putri (UNS History Education Students Batch 2022)

Commentary